Sinergi Perguruan Tinggi Dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Mahasiswa PMI Harus Paham Manajemen Kebencanaan

UNGARAN-Praktikum 3PBencana yang dilaksanakan mahasiswi prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Salatiga di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Semarang selama 5X pertemuan bertujuan untuk menggali sumber informasi keilmuan maupun nilai-nilai kebencanaan untuk diimplementasikan pada manajemen pemberdayaan masyarakat secara casework maupun groupwork. Adanya pendekatan berbasis wawancara dan dokumentasi dengan narasumber di lokasi praktikum menjadi bukti bahwa sinergi PT dengan Pemerintah BPBD Kabupaten Semarang telah terlaksana. Hasil wawancara dengan Bapak Mediarso selaku Kepala Divisi Pra-Bencana (Mitigasi Bencana) BPBD Kabupaten Semarang memaparkan informasi berkaitan dengan sosialisasi kebencanaan yang dilakukan kepada masyarakat dengan melaksanakan program dengan membentuk DESTANA (Desa Tangguh Bencana) untuk seluruh wilayah Kabupaten Semarang. Sejauh ini per-2023 sudah ada 3 desa yang menjadi daerah rawan bencana atau prediksi akan terjadi bencana apabila dilihat dari kondisi alamnya yaitu di Kecamatan Bandungan, Sumowono dan Ungaran Timur. Apabila DESTANA sudah terbentuk maka manajemen pra-kebencanaan bisa dilaksanakan dengan mengaktifkan kembali relawan satgas kebencanaan setiap desa se-Kabupaten Semarang agar mengikuti diklat khusus pra-bencana. Selanjutnya, pada divisi pra-bencana ini BPBD Kabupaten Semarang melaksanakan sosialisasi secara indoor (diklat, FGD, seminar dan workshop) maupun outdoor (untuk anak PAUD dan TK melaksanakan kegiatan mitigasi bencana). Selanjutnya, Pimpinan Divisi Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang yang diwakilkan oleh Bapak Ashadi menjelaskan tugas pokok dan fungsi apabila terjadi evakuasi bencana di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Manajemen kebencanaan pada tahap evakuasi bencana dilakukan dengan menyelamatkan penyintas bencana baik kelompok rentan atau marginal maupun korban yang masih selamat. Adanya pembuatan tenda darurat dan tempat pengungsian sementara dibentuk berlokasi radius aman dari lokasi bencana. Pada tahapan ini seluruh masyarakat dan infrastruktur dievakuasi secara bertahap dengan melibatkan UPT (unit pelayanan terpadu) dan bekerja sama dengan masyarakat yang tidak terdampak bencana. Kemudian divisi ini bergerak untuk pemberian bantuan sosial dan menjadi fasilitator untuk bantuan donasi dari masyarakat ataupun orang yang menitipkan bantuan berupa dana, sembako, pakaian dll. Berkesempatan pula, kami melakukan wawancara dengan Bapak Yanianto selaku pimpinan Divisi Rehabilitasi dan Rekontruksi (Pasca-Bencana) BPBD Kabupaten Semarang menjelaskan tentang manajemen pasca bencana. Proses recovery atau pemulihan pasca evakuasi bencana dilakukan dengan terstruktur dan fokus pada korban penyintas bencana terlebih dahulu. Kemudian perbaikan infrastruktur umum seperti akses jalan sebagai sector penting dalam roda perekonomian masyarakat. Pada bagian akhir dilakukan trauma healing dengan pendekatan well-being serta adanya pemberdayaan berkelanjutan bagi penyintas bencana melalui pembekalan keahlian dan upaya DESTANA tersebut. Dengan demikian peran divisi rehabilitasi dan rekontruksi berfokus pada pemulihan pasca bencana serta melakukan monitoring secara berkala apabila terjadi bencana susulan maupun hal lain yang merugikan masyarakat secara berkala atau periodik. Berdasarkan praktikum 3PBencana yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa PMI dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen penanggulangan bencana harus digencarkan di setiap desa / kelurahan tempat tinggal masing-masing melalui sosialisasi kebencanaan dan sadar akan bahaya dari bencana itu sendiri. Sinergi PT dengan Pemerintah BPBD Kabupaten Semarang selalu terjaga agar terlaksana implementasi pemberdayaan kebencanaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi seluruh pihak yang terlibat. #PEMBERDAYAAN #KEBENCANAAN #DESTANA #PMIUINSALATIGA #BPBDKABUPATENSEMARANG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال